Tak Cuma pada Anak, Fatherless Juga Berdampak pada Istri

Absennya sosok ayah tak cuma berpengaruh pada anak, tapi juga pada ibu.
Kondisi ini kerap dikenal dengan sebutan fatherless. Kondisi ini diartikan sebagai hilangnya sosok ayah yang menemani tumbuh kembang anakatau saat ayah tak berperan maksimal dalam pengasuhan si kecil.
Psikolog anak di Unit Anak dan Remaja Sajiva RSK Jiwa Dharmawangsa Mira Amir mengatakan bahwa absennya kehadiran ayah atau fatherless ini berpengaruh signifikan pada perkembangan anak dan kebahagiaan istri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Mira menjelaskan, pada anak perempuan, kehadiran ayah membantu mencapai kematangan kognitif yang baik pada usia 7-8 tahun, termasuk urusan problem solving.
Sedangkan bagi anak laki-laki, kata Mira, ayah berfungsi sebagai role modeldalam menentukan sikap dan perilaku sebagai pria. Dengan begitu, anak jadi tak punya role modeldalam hidupnya.
Mira juga mengatakan, dampak fatherlessakan berbeda pada masing-masing anak tergantung situasi yang dihadapi.
Namun, secara umum, mengutip Psychology Today, para peneliti menemukan beberapa dampak buruk yang dialami anak fatherless.
Misalnya, anak-anak yang merasa tidak aman dan mudah membenci. Hal ini terjadi karena anak cenderung melibatkan ayah dalam proses mengontrol emosinya.
Saat anak harus bergumul dengan emosi mereka sendiri, maka akan muncul rasa benci terhadap diri sendiri.
Berdampak juga pada istri
![]() |
Selain pada anak, ketidakhadiran sosok ayah juga berpengaruh terhadap istri. Mira mengatakan, dukungan suami sangat penting bagi keyakinan ibu dalam mengasuh anak.
"Dukungan ayah bagi ibu itu membentuk keyakinan diri. Merupakan dukungan yang signifikan bagi ibu untuk memberikan parentingbagi anak-anaknya karena dia merasa di-support, kan," tutur Mira.
Ketika ayah tidak hadir dan tidak memberikan dukungan, beban pengurusan anak menjadi lebih berat bagi ibu.
Mira menggarisbawahi bahwa efek dari fatherless kepada istri memengaruhi pada kondisi emosi yang lebih kurang stabil sehingga akan berpengaruh negatif terhadap anak-anak.
Dalam konteks baby blues, misalnya, kehadiran dan dukungan emosional dari suami dapat mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.
"Karena kondisi baby bluesitu yang dibutuhkan memang supportkeluarga. Jadi, ya, suami perlu siaga," ujarnya.
(sya/asr)相关文章
Yayasan BUMN Resmikan Rumah Dampak DITIRO, Luncurkan Program Pikiran Terbaik Negeri 2025
Warta Ekonomi, Jakarta - Yayasan BUMN meresmikan Rumah Dampak DITIRO, sebuah inisiatif baru yang did2025-06-06Ramai di Medsos, Apa Benar Makanan Pedas Jadi Penyebab Kista?
Jakarta, CNN Indonesia-- Media sosialtengah ramai dengan unggahan seputar penyebab kista ovarium. Ki2025-06-06Berstatus DPO, 'Si Kembar' Dicekal ke Luar Negeri
JAKARTA, DISWAY.ID- Pencekalan ke luar negeri kepada 'Si Kembar' Rihana dan Rihani akan dilakukan po2025-06-06Prahara UMP DKI Jakarta: di Angka Berapa Upah Buruh Berlabuh?
Warta Ekonomi, Jakarta - Kelas pekerja kembali menggeruduk Balai Kota Jakarta membawa secercah harap2025-06-06Pengamat Curiga Pembentukan Densus Tipikor Bertujuan Politis
Warta Ekonomi, Jakarta - Pengamat hukum dari Universitas Trisakti Jakarta Abdul Fikar Hadjar mengusu2025-06-06- 意大利作为欧洲文艺复兴的发源地,其在艺术、科学与文化方面有着极强的竞争力,同时也吸引着来自世界各地的艺术学子前往深造。那么,意大利艺术类留学费用大概多少呢?下述就是小美整理的相关介绍,感兴趣的同学一起2025-06-06
最新评论