Sari Roti sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Di balik kepopuleran produk ini, ada sosok perempuan tangguh bernama Wendy Sui Cheng Yap, yang berhasil mengubah industri roti di Indonesia dengan strategi bisnis yang tajam dan semangat inovasi yang kuat.
Wendy lahir pada 1 Januari 1970 sebagai anak sulung dari Piet Yap, pendiri Bogasari Flour Mills, pabrik tepung terbesar di Indonesia. Latar belakang keluarga pengusaha tentu memberi Wendy bekal awal yang kuat, namun keberhasilannya bukan semata karena warisan.
Lulusan jurusan Commerce dari Universitas Melbourne ini langsung terjun ke dunia bisnis usai kuliah. Di usia 20 tahun, Wendy diminta oleh ayahnya untuk mengelola bisnis properti keluarga di California, Amerika Serikat. Meskipun belum pernah ke AS dan merasa belum siap, ia mengambil tantangan itu sebagai kesempatan emas.
Wendy sempat menjabat di berbagai posisi strategis di perusahaan internasional, seperti Presiden Direktur Prima Development Company di AS, President Wemith Corporation di California, dan Alternate Director di Kerry Trading Hong Kong. Di Indonesia, ia memimpin PT Wendy Citrarasa, sempat mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan Wendy’s Hamburger dan menjadi Direktur di PT Suryamas Duta Makmur Tbk.
Pada tahun 1995, Wendy mendirikan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk di Cikarang, Jawa Barat, dengan visi menjadikan perusahaannya sebagai produsen roti massal pertama di Indonesia. Merek dagang utamanya, Sari Roti, mengusung konsep roti tawar dan manis bergaya Jepang yang lembut, higienis, dan terjangkau.
Wendy resmi menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO perusahaan pada tahun 1998. Di bawah kepemimpinannya, Sari Roti berkembang pesat, tidak hanya dari sisi produksi tapi juga penetrasi pasar. Selanjutnya, Sari Roti yang dipimpin Wendy mengalami kemajuan dari tahun ke tahun.
2001: Permintaan pasar melonjak, mendorong perusahaan meningkatkan kapasitas produksi.
2005: Pabrik kedua dibuka di Pasuruan, Jawa Timur, dan pabrik ketiga di Cikarang.
2010: PT Nippon Indosari mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
2015: Produksi roti harian mencapai lebih dari 4,2 juta potong, menguasai 90% pangsa pasar domestik.
2016: Ekspansi internasional dimulai lewat kemitraan dengan Monde Nissin Corporation di Filipina.
2024: Pendapatan perusahaan melonjak hingga Rp3,9 triliun, membuktikan performa bisnis yang solid.
Kini, perusahaan memiliki 15 pabrik yang tersebar di berbagai kota seperti Cikarang, Pasuruan, Semarang, Medan, Cibitung, Makassar, Purwakarta, Cikande, Batam, Balikpapan, dan Banjarmasin. Kapasitas produksinya mencapai lebih dari 5 juta potong roti per hari dan produknya tersebar di lebih dari 88.000 titik penjualan.
Baca Juga: Perjalanan Kapal Api dari Kopi Para Pelaut Tanjung Perak hingga Sukses Mengembangkan Jaringan Kafe Excelso
Baca Juga: Cerita Sumi Wiludjeng Membangun Brownies Amanda, dari Katering Rumahan hingga Sukses Jadi Ratusan Gerai Kue
Tak hanya fokus pada roti, PT Nippon Indosari juga memperluas lini produknya ke kue, selai, kue kering, dan produk susu dengan merek seperti Sari Kue, Sari Choco, dan Indosari Food Solutions.